BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah
satu bentuk karya sastra adalah drama. Drama mengambil bentuk pada manusia
(tokoh) yang diberikan segi-segi dan perannya. Naskah drama Pagi Bening adalah
naskah drama komedi satu babak yang berasal dari Spanyol, naskah ini
ditulis oleh Serafin dan Joaquin Alvarez Quintero diterjemahkan Drs. Sapardi
Djoko Damono ke dalam bahasa Indonesia pada tahun 2006. Tempat kejadian
(setting tempat) drama ini berada di Madrid- Spanyol di suatu taman terbuka.
Tokoh menunjuk pada orang atau pelaku yang terdapat dalam
suatu cerita. Sedangkan karakter atau character dapat diartikan “perwatakan”.
Menurut Stanton (melalui Nurgiantoro, 2000 : 165) karakter dapat diartikan ke
dalam dua makna yaitu sebagai tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan, dan
sebagai sikap, ketertarikan, keiginan, emosi dan prinsip
moral yang dimiliki
tokoh-tokoh tersebut. Dalam karya drama bentuk manusia (tokoh) diberikan
perannya masing-masing. Tokoh
dalam drama disebut tokoh rekaan yang berfungsi sebagai pemegang peran watak
tokoh itulah sebabnya istilah tokoh juga disebut karakter atau watak. Istilah
penokohan juga sering disamakan dengan istilah perwatakan atau karakterisasi (tidak sama dengan karakteristik)
(Saliman : 1996 : 32).
Naskah Pagi Bening ini memiliki struktur yang penting untuk
dikaji. Salah satu struktur tersebut yakni tokoh dan penokohan dalam naskah ini
penting untuk memberi penguatan terhadap jiwa seorang tokoh. Berdasarkan
permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penyusun akan mengemukakan lebih
jauh tentang tentang “Karakter Berdasarkan Dialog Tokoh Pada Naskah Drama Pagi Bening Karya
Serafin Dan Joaquin Alvares Quintero Terjemahan Sapardi Djoko Damono”.
Rumusan Masalah
1. Bagaimankah karakter tokoh dalam naskah drama Pagi Bening
karya Serafin dan Joaquin Alvarez Quintero terjemahan Drs. Sapardi Djoko
Damono?
2. Bagaimanakah apresiasi dalam naskah drama Pagi Bening karya Serafin
dan Joaquin Alvarez Quintero terjemahan Drs. Sapardi Djoko Damono?
Tujuan
·
Mengetahui karakter
tokoh dalam naskah drama Pagi Bening karya Serafin dan Joaquin Alvarez Quintero
terjemahan Drs. Sapardi Djoko Damono
·
Mengetahui apresiasi
dalam naskah drama Pagi Bening karya Serafin dan Joaquin Alvarez Quintero
terjemahan Drs. Sapardi Djoko Damono
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penentuan karakter tokoh merupakan salah satu cara
yang digunakan pengarang untuk memberi kesan menarik pada karyanya. Menurut
keterlibatannya terhadap karya fiksi itu terdapat dua jenis tokoh dalam setiap
karya fiksi yaitu tokoh utama dan tokoh
penunjang (Sayuti, 2009:6.6). Cara
menentukan yang mana tokoh utama dan yang mana tokoh
penunjang adalah dengan membandingkan setiap tokoh di dalam cerita.
Teknik Pelukisan Tokoh
Menurut
Jakob Sumardjo dan Saini KM (dalam Suyoto. (http://agsuyoto.wordpress.com),
ada lima cara menyajikan watak tokoh, yaitu
1.
Melalui apa yang dibuatnya, tindakan-tindakannya, terutama abagaimana ia
bersikap dalam situasi kritis.
2.
Melalui ucapana-ucapannya. Dari ucapan kita dapat mengetahui apakah tokoh
tersebut orang tua, orang berpendidikan, wanita atau pria, kasar atau halus.
3.
Melalui penggambaran fisik tokoh.
4.
Melalui pikiran-pikirannya
5.
Melalui penerangan langsung. Tokoh dan latar memang merupakan dua unsur cerita
rekaan yang erat berhubungan dan saling mendukung. (http://agsuyoto.wordpress.com).
Menurut
Nurgiyantoro (1995:194-211) teknik pelukisan tokoh dibagi menjadi 2 sebagai
berikut :
1.
Teknik Ekspositori disebut juga teknik analitis, penulisan tokoh cerita
dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian atau penjelasan secara langsung.
Tokoh cerita dihadirkan berupa sikap, sifat, watak, tingkah laku, atau bahkan
ciri fisiknya.
2.
Teknik Dramatik atau dilakukan secara tak langsung. Pengarang tak
mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh.
Pengarang membiarkan para tokoh untuk menunjukkan kediriannya sendiri melalui
berbagai aktifitas yang dilakukan, baik secara verbal lewat kata maupun
nonverval lewat tindakan dan tingkah laku, dan juga melalui peristiwa yang
terjadi.
a).
Teknik Cakapan. Percakapan yaang
dilakukan oleh tokoh-tokoh cerita biasanya juga dimakasudkan untuk
menggambarkan sifat-sifat tokoh yang bersangkutan. Tidak semua percakapan
memang mencerminkan kedirian tokoh atau paling tidak, tidak mudah untuk menafsirkannya
sebagai demikian. Namun percakapan yang baik efektif serta lebih fungsional
adalah yang menunjukkan perkembangan plot dan sekaligus mencerminkan sifat
kedirian tokoh pelakunya.
b).
Teknik Tingkah Laku. Teknik ini menaran pada tindakan yang bersifat nonverbal,
fisik.
c).
Teknik Pikiran dan Perasaan. Bagaimana keadaan, jalan pikiran, serta perasaan,
apa yang melintas di dalam pikiran dan perasaan, serta apa yang sering dipikir
dan dirasakan oleh tokoh.
d).
Teknik Arus Kesadaran. Sebuah teknik narasi yang berusaha menangkap pandangan
dan aliran proses mental tokoh di mana tanggapan indera bercampur dengan
kesadaran dan ketaksadaran pikiran, perasaan, ingatan, harapan, dan
asosiasi-asosiasi acak ( Abrams, 1981:187).
e).
Tekinik Reaksi Tokoh. reaksi tokoh terhadap suatu kejadian, masalaha, keadaan,
kata, dan sikap-tingkah-laku orang lain dan sebagainya yang berupa “rangsang”
dari luar diri tokoh yang bersangkutan.
f).
Teknik Reaksi Tokoh Lain. Reaksi yang diberikan tokoh lain terhadap tokoh
utama, atau tokoh yang dipelajari kediriannyayang berupa pandangan, sikap,
pendapat, komentar dan lain-lain.
Pembedaan Tokoh
1)
Tokoh Utama dan tokoh tambahan
Nurgiyantro
(2007 : 176) Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam
novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan,
baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Tokoh Tambahan Tokoh
tambahan atau disebut juga tokoh pembantu merupakan tokoh yang berperan
membantu/menemani tokoh utama dalam cerita dan tokoh ini bukan yang menjadi
fokus perhatian pembaca.
2)
Tokoh protagonis dan tokoh antagonis
Altenbernd
dan Lewis (dalam Nurgiyantoro 2007 : 178) tokoh protagonis adalah tokoh yang
kita kagumi, yang salah satu jenisnya secara populer disebut hero-tokoh yang
merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai, yang ideal bagi kita.
Tokoh
antagonis disebut juga tokoh yang menjadi penyebab terjadinya konflik. Tokoh
antagonis, barangkali dapat disebut beroposisi dengan tokoh protagonis, secara
langsung ataupun tak langsung, bersifat fisik ataupun batin.
3)
Tokoh Sederhana atau tokoh bulat
Tokoh
sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas tertentu, suatu
sifat-watak tertentu saja. Sementara
tokoh bulat yaitu tokoh yang memiliki dan diungkap berbagai kemungkinan sisi
kehidupannya, sisi kepribadian dan jati dirinya.
5)
Tokoh Statis (tak berkembang) dan Tokoh Berkembang
Altenbernd
dan Lewis (dalam Nurgiyantoro 2007 : 188) tokoh statis (tak berkembang) adalah
tokoh cerita yang secara esensial tidak mengalami perubahan atau perkembangan
perwatakan sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi. Tokoh
berkembang adalah tokoh cerita yang mengalami perubahan dan perkembangan
perwatakan sejalan dengan perkembangan (dan perubahan) peristiwa dan plot yang
dikisahkan.
7)
Tokoh tipikal dan Tokoh Netral
Tokoh
tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan individualitasnya,
dan lebih banyak ditonjolkan kualitas pekerjaan atau kebangsaannya, atau
sesuatu yang lain yang lebih bersifat mewakili. Tokoh netral adalah tokoh
cerita yang bereksistensi demi cerita itu sendiri. Ia merupakan tokoh imajiner
yang hanya hidup dan bereksistensi dalam dunia fiksi.
BAB III
PEMBAHASAN
2.1 Karakter Tokoh dalam Naskah Drama Pagi Bening Karya Serafin Dan Joaquin Alvarez Quintero Terjemahan Drs. Sapardi Djoko Damono
Tokoh menunjuk pada orang atau pelaku yang
terdapat dalam suatu cerita. Sedangkan karakter atau character dapat diartikan
“perwatakan”. Menurut Stanton (melalui Nurgiantoro, 2000 : 165) Menurut
Nurgiantoro teknik cakapan yaitu percakapan yaang dilakukan oleh tokoh-tokoh
cerita biasanya juga dimakasudkan untuk menggambarkan sifat-sifat tokoh yang
bersangkutan. Tidak semua percakapan memang mencerminkan kedirian tokoh atau
paling tidak, tidak mudah untuk menafsirkannya sebagai demikian. Sehingga dialog
berperan menciptakan suasana terpenting dalam naskah drama Pagi Bening. Dialog
pun sangat penting hubungannya dengan tokoh. Di samping oleh perbuatannya,
watak tokoh naskah drama Pagi Bening dilukiskan
melalui apa yang dikatakannya
atau apa yang dikatakan oleh tokoh lain tentang dia sehingga dialog berperan
besar dalam mengungkapkan buah pikiran, sikap dan perilaku masing-masing tokoh
dalam sebuah naskah. Melalui dialog, sikap dan perilaku tokoh yang terdapat
dalam naskah, pembaca juga dapat menerka apa dan bagaimana pikiran dan
keinginan pengarang. Kalaupun watak tokoh-tokoh tidak diugungkapkan pengarang
secara langsung
Dari dialog tersebut dapat mendeskripsikan
bagaimana karakter,
1)
Don Gonzalo
Gonzalo digambarkan sebagai seorang
lelaki tua yang sudah berumur kurang lebih tujuh puluh tahun. Sama halnya
dengan Laura, Gonzalo
adalah seorang kakek
yang kerap kali datang ke taman
dan duduk di bangku yang biasa dia duduki setiap kali datang ke taman. Namun
tidak pada pagi itu, bangku taman yang
biasa ditempatinya telah
ditempati oleh tiga orang pendeta. Karena tidak ada pilihan lain,
akhirnya dia duduk di sebelah Laura.
Seorang Gonzalo yang memiliki watak tidak sabar dan pemarah.
Hanya karena bangku taman yang
biasa ia duduki kini diduduki oleh orang lain, Gonzalo tidak
dapat menyembunyikan kemarahannya. Ia juga congkak karena merasa gengsi harus duduk sebangku dengan wanita
tua yang ia merasa tak mengenalnya. Seperti pada kutipan berikut ini :
GONZALO : Apa sudah pergi pendeta-pendeta yang
ngobrol itu, Juan?
JUANITO : Tentu saja belum, Senior?
GONZALO : Walikota
seharusnya lebih banyak menaruh bangku-bangku di sini! Terpaksa juga aku kini
duduk bersama wanita tua itu!
(ia duduk di ujung bangku,memandang dengan iri
kepada laura, dan memberi hormat dengan mengangkat topi). Selamat pagi.
LAURA : Jadi tuan di sini lagi?
GONZALO : Ku ulang lagi, kita kan belum pernah jumpa!
LAURA : Saya toh cuma membalas salam tuan!
GONZALO : “Selamat Pagi”, mestinya cukup dibalas dengan
“selamat pagi” saja.
LAURA : Tapi tuan seharusnya juga minta ijin untuk
duduk di bangku saya ini.
GONZALO : Ahai, bangku ini kan milik umum!
LAURA : Kenapa bangku yang di san itu juga tuan
katakan milik tuan, hah?
GONZALO : Baik, baik! Sekian sajalah!
( pada dirinya sendiri ) Dasar perempuan
tua! Patutnya dia di rumah saja, merenda atau menghitung tasbih.
2. Laura
Laura adalah seorang wanita tua yang berumur
kira-kira 70 tahun. Di usianya yang
sudah senja itu, masih nampak jelas aura-aura kecantikan di masa mudanya. Tindak tanduknya menunjukkan bahwa dia
mempunyai mental yang baik. Ia adalah seorang nenek yang kerap kali
pergi dan duduk di taman. Setiap hari,
ia duduk di tempat duduk yang sama sehingga menganggap tempat duduk itu
seolah-olah miliknya. Ia duduk di bangku taman sambil memberikan remah roti
kepada burung-burung merpati di taman. Laura adalah seorang wanita yang usil dalam arti positif.Ia senang
bergaul dan bercanda. Di usianya yang
senja ia masih terlihat ceria dan penuh syukur. Hal tersebut terlihat dari
dialog-dialog yang diucapkannya.
LAURA : Jadi tuan di sini lagi?
GONZALO : Ku ulang lagi, kita kan belum pernah jumpa!
LAURA : Saya toh cuma membalas salam tuan!
GONZALO : “Selamat Pagi”, mestinya cukup dibalas
dengan “selamat pagi” saja.
LAURA : Tapi tuan seharusnya juga minta ijin untuk
duduk di bangku saya ini.
GONZALO : Ahai, bangku ini kan milik umum!
LAURA : Kenapa bangku yang di san itu juga tuan
katakan milik tuan, hah?
Namun ia
juga seorang yang disiplin dan
otoriter terutama terhadap Petra pembantunya. Dari kelembutan dan keanggunannya dapat dilihat bahwa pada masa
mudanya Laura adalah
seorang gadis cantik dari keluarga terpandang yang menjadi incaran
banyak pria.
LAURA : Ya, kau masih duapuluh tahun (ia duduk di bangku belakang). Aku
merasa lebih letih dari biasanya (melihat
petra yang nampak tak sabaR), pergilah kalau kau ingin ngobrol dengan
tukang kebunmu itu!
PETRA : Dia bukan tukang kebunku, Senora, dia
tukang kebun taman ini!
LAURA : Ia lebih tepat disebut milikmu daripada
milik taman ini. Cari saja dia. Tapi jangan sampai terlalu jauh hingga tak kau
dengar panggilanku.
PETRA : Saya sudah melihatnya di sana, menanti.
LAURA : Pergilah, tapi jangan lebih dari sepuluh
menit!
3. Juanito
Dalam drama ini, tokoh Juanito berperan sebagai lelaki pembantu Gonzalo.
Setiap pagi dia selalu menemani
Gonzalo jalan-jalan ke taman. Juanito
sebenarnya adalah pembantu
Gonzalo yang setia.
Sebenarnya ia adalah
pemuda yang tampan dan lincah.
Namun karena melihat majikannya tidak sabar
ia menjadi ikut tidak sabar pula. Di samping
itu Juanito memiliki
tujuan tersendiri datang
ke taman tersebut. Pada
suasana tersebut, terlihat bahwa
Juanito menekan kesabarannya menghadapi Gonzalo.
JUANITO : Duduk di sini sajalah, senior. Hanya ada seorang
wanita.
(dona laura menengok dan mendengarkan)
GONZALO : Tidak, Juanito. Aku mau tersendiri.
JUANITO : Tapi tak ada .
GONZALO : Yang di sana itu kan milikku!
JUANITO : Tiga orang pendeta duduk di sana, Senior!
GONZALO : Singkirkan saja mereka! ... ... ... Sudah
pergi!
JUANITO : Tentu saja belum! Mereka tengah
bercakap-cakap.
4..
Petra
Petra berperan sebagai gadis pembantu Laura. Setiap pagi dia
selalu menemani Laura jalan-jalan ke taman sambil memegangkan remah roti yang
akan diberikan ke merpati-merpati yang ada di taman. Dalam drama ini
dijelaskan posisi Petra sebagai
pembantu, sedangkan Laura sebagai majikan atau yang dibantu.Hal tersebut juga
dibuktikan dengan panggilan “Senora” oleh Petra yang ditujukan pada Laura.
Petra adalah seorang gadis yang periang. Ia seorang gadis
cantik yang langsing dan gesit namun lembut. Selain itu, dengan kelembutannya, ia
merupakan tipe penyayang karena selalu sabar menuntun majikannya, Laura.
Ia setia kepada majikannya sehingga selalu disayang oleh Laura. Namun, sebagai
seorang wanita muda yang lugu, Petra adalah orang yang pelupa.
LAURA : Pergilah, tapi jangan lebih dari sepuluh
menit!
PETRA : Baik, Senora (berjalan ke kanan)
LAURA : Hei, nanti dulu!
PETRA : Ada apa lagi, Senora?
LAURA : Berikan remah-remah roti itu!
PETRA : Ah, pelupa benar aku ini!
LAURA : (senyum)
Aku tahu! Pikiranmu sudah lekat ke sana, heh, si tukang kebun itu!
PETRA : Ini, Senora (mengeluarkan
bungkusan roti. Keluar ke kanan)
Karakter adalah jenis peran yang akan di mainkan, sedangkan
penokohan adalah proses kerja untuk memainkan peran yang ada dalam naskah
lakon. Penokohan ini biasanya di dahulukan dengan menganalisis peran
tersebut sehingga dapat di
mainkan. Menurut Eko Santoso jenis karakter ada
empat macam, yaitu Flat karakter,
Round Karakter, Teatrikal dan Karikutural.
2.2 Apresiasi dalam Naskah Drama Pagi Bening Karya Serafin Dan Joaquin Alvarez Quintero Terjemahan Drs. Sapardi Djoko Damono
Selain penokohan, dari naskah drama "Pagi Bening" juga dapat
diambil amanat positif yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pesan
yang dapat diperoleh dari naskah drama di atas adalah kita harus ramah pada
setiap orang meskipun orang itu mempunyai perangai yang kurang baik. Dalam
kehidupan sosial, kita tidak boleh memiliki sifat egois yang terlalu
berlebihan. Meskipun pada dasarnya setiap manusia mempunyai sifat egois, akan
tetapi ada baiknya jika dapat mengendalikan sifat egois itu agar tidak
merugikan diri sendiri maupun orang lain. Tidak hanya itu saja, mengakui
kesalahan yang telah diperbuat juga harus kita lakukan. Kita juga harus
mempertanggungjawabkan kesalahan yang telah kita perbuat. Meskipun hasil
akhirnya kita akan mendapat hukuman, berlari dari masalah yang ada di kehidupan
merupakan sifat seorang pengecut yang tidak patut untuk dicontoh. Sabar dalam
melakukan segala hal juga harus kita lakukan. Jika kita sabar dalam menghadapi
segala hal atau masalah yang ada, maka kita akan mendapatkan hasil yang
memuaskan.
Naskah drama ini memberikan pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada
pembaca. Dari naskah drama ini pembaca dapat memperoleh pembelajaran mengenai
kehidupan sehari-hari. Selain itu, naskah drama ini juga memberikan
pembelajaran mengenai bagaimana kita seharusnya bersikap kepada semua orang.
Dalam kehidupan sehari-hari kita dituntut untuk ramah kepada semua orang agar
tidak disangka orang yang sombong atau congkak. Dalam bermasyarakat kita juga
tidak boleh egois karena sifat egois yang terlalu berlebih dapat merugikan diri
sendiri maupun orang lain. Dalam menghadapi berbagai cobaan yang ada atau
masalah yang datang dalam kehidupan, hendaknya kita harus bersikap sabar dan
tawakal. Selain itu, kita juga harus berani mengakui kesalahan yang pernah kita
perbuat dan harus berani bertanggungjawab dari kesalahan yang telah diperbuat,
meskipun hasil akhirnya kita akan mendapat hukuman dari perbuatan kita. Naskah
drama ini baik untuk dibaca oleh semua orang, karena dalam naskah drama ini
kita dapat belajar mengenai banyak hal dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat. Tidak hanya itu saja, naskah drama ini dikemas secara menarik dalam
bentuk sebuah naskah drama komedi dan dengan bahasa yang ringan, akan tetapi
pesan yang ingin disampaikan juga masih dapat terlihat.
2.3. Kesimpulan
Watak
para tokoh bukan saja merupakan pendorong untuk terjadinya peristiwa, akan
tetapi juga merupakan unsur yang menyebabkan gawatnya masalah-masalah yang
timbul dalam peristiwa-peristiwa tersebut.
Tingkah laku dan perkataan
tokoh-tokoh cerita itu niscaya akan membangkitkan perhatian dan membimbing
pembaca atau penonton yang peka untuk memahami, menghayati, dan menyimpulkan buah pikiran pengarang.
Dalam naskah drama Pagi Bening dilukiskan
melalui apa yang dikatakannya
atau apa yang dikatakan oleh tokoh lain tentang dia sehingga dialog berperan
besar dalam mengungkapkan buah pikiran, sikap dan perilaku masing-masing tokoh
dalam sebuah naskah. Melalui dialog, sikap dan perilaku tokoh yang terdapat
dalam naskah, pembaca juga dapat menerka apa dan bagaimana pikiran dan
keinginan pengarang. Kalaupun watak tokoh-tokoh tidak diugungkapkan pengarang
secara langsung
DAFTAR PUSTAKA
Harymawan.
1986. Dramaturgi. Bandung: Rosdakarya
Nurgiantoro, B. 2002.Teori Pengkajian
Fiksi. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Waluyo, H. J. 1994. Pengkajian Cerita Fiksi. Surakarta: UNS.
Wiyatmi. 2006. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka.
http://teaterapotek.blogspot.co.id/2014/12/dowload-naskah-pagi-bening-karya.html.
diakses pada tanggal 16 April 2016
http://chasimcasico.blogspot.co.id/2012/12/menganalisis-naskah-drama-pagi-bening.html.
diakses pada tanggal 15 April 2016
0 komentar:
Posting Komentar