PEMBAHASAN
2.1 PengertianMorfologi
Morfologi menurut Wikipedia adalah
cabang linguistik yang
mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi
mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk
kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan
bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi
perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Kata Morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie
berasal dari bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti
bentuk dan logos berarti ilmu. Bunyi yang terdapat diantara morphed dan logos
ialah bunyi yang biasa muncul diantara dua kata yang digabungkan. Jadi,
berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya itu, kata morfologi berarti ilmu
tentang bentuk.
Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi ialah
bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul
serta perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga
menjadi objek pembicaraan dalam morfologi. Dengan kata lain, secara struktural
objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat terendah dan kata
pada tingkat tertinggi.
Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari
seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata
terhadap makna (arti) dan kelas kata.Untuk
memperjelas pengertian di atas, perhatikanlah contoh-contoh berikut dari segi
struktur atau unsur-unsur yang membentuknya,
a. makan – makanan – dimakan – termakan – makan-makan – dimakankan – rumah
makan
b. main – mainan – bermain- main-main – bermain-main- permainan- memainkan
Contoh-contoh yang terpampang di atas, semuanya disebut kata. Namun
demikian, struktur kata-kata tersebut berbeda-beda. Kata makan terdiri atas
satu bentuk bermakna. Kata makanan, dimakan, dan termakan masing-masing terdiri
atas dua bentuk bermakna yaitu –an, di-, ter- dengan makan. Kata makan-makan
terdiri atas dua bentuk bermakna makan dan makan. Rumah makan pun terdiri atas
dua bentuk bermakan rumah dan makan. Kata main, sama dengan kata makan terdiri
atas satu bentuk bermakna, sedangkan kata mainan, bermain, main-mainan,
permainan, memainkan masing-masing terdiri atas dua buah bentuk bermakna yakni
–an, ber-, main, per-an, me-kan dengan main. Kata bermain-main terdiri atas
tiga bentuk bermakna ber-, main, dan main.
2.2 Perbandingan
Morfologi dengan Leksikologi
Kata kosong mempunyai berbagai makna dalam pemakaiannya, antara lain : Selain
itu, ada pula kata-kata mengosongkan ‘menjadikan kosong’, pengosongan
‘perbuatan mengosongkan’, kekosongan ‘keadaan kosong’ atau ‘menderita sesuatu
karena kosong’.
Morfologi dan Leksikologi sama-sama mempelajari kata, ari kata, akan tetapi
si antara keduanya terdapat perbedaan. Leksikologi mempelajari arti yang lebih
kurang tetap yang terkandung dalam kata atau yang lazim disebut arti leksis
atau makna leksikal, sedangkan morfologi mempelajari arti yang timbul akibat
peristiwa gramatis yang biasa disebut arti gramatis atau makna gramatikal.
Sebagai contoh kita bandingkan kata kosong dengan mengosongkan. Kedua kata itu
masing-masing mepunyai arti leksis atau makna leksikal. Kosong antara lain
artinya ada lima butir seperti yang tertera pada contoh di atas, sedangkan
mengosongkan makna atau artinya ‘menjadikan atau membuat jadi kosong’. Mengenai
arti leksis kedua kata.
2.3 Perbandingan
Morfologi dengan Etimologi
Dalam penyelidikan makna, morfologi berdekatan dengan leksikologi, sedangka
dalam penyelidikan bentuk, morfologi berdekatan dengan etimologi, yakni ilmu
yang menyelidiki seluk-beluk asal-usul kata secara khusus (Ramlan 1978 dalam
Prawirasumantri, 1985 : 109). Walau morfologi dan etimologi mempelajari masalah
yang sama yakni perubahan bentuk, namun ada perbedaannya. Morfologi mempelajari
perubahan kata yang disebabkan atau yang terjadi akibat sistem bahasa secara
umum. Sebagai contoh, dari kata pakai terbentuk kata-kata tersebut dibicarakan
dalam leksikologi, sedangkan dalam morfologi dibicarakan makna atau arti yang
timbul akibat melekatnya imbuhan atau afiks meN-kan. baru pakaian, memakai,
dipakai, terpakai, berpakaian. Perubahan-perubahan itu disebabkan oleh sistem
bahasa yaitu sistem afiksasi atau pembubuhan afiks. Gejala itulah yang
dipelajari oleh morfologi. Namun perhatikanlah contoh-contoh berikut: kenan di
samping berkenan; ia di samping dia, yang, dan –nya dan tuan di samping tuhan.
Perubahan-perubahan tersebut bukan bersifat umum atau bukan akibat sistem
bahasa Indonesia. Perubahan tersebut hanya terjadi untuk kata-kata tersebut,
tidak berlaku untuk kata-kata lain. Perubahan-perubahan itu bukan dipelajari
oleh morfologi atau ilmu asal-usul kata.
2.4 Perbandingan
Morfologi dengan Sintaksis
Satu lagi cabang ilmu bahasa yang berdekatan dengan morfologi yaitu
sintaksis. Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani sun “dengan” dan tattien
“menempatkan”. Dengan jelas, menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi
kelompok kata atau kalimat dan kelompok-kelompok kata menjadi kalimat (Verhaar,
1985 : 70). Bidang sintaksis menyelidiki semua hubungan antarkata dan
antarkelompok kata dalam kalimat. Di lain pihak, morfologi mempelajari
seluk-beluk kata itu sendiri secara mandiri tanpa memperhatikan hubungannya
dalam kalimat. Tegasnya dapat dikatakan bahwa unsur yang paling kecil yang
dipelajari oleh morfologi ialah morfem dan yang paling besar ialah kata,
sedangkan sintaksis mempelajari unsur yang paling kecil ialah kata dan yang
terbesar kalimat (Prawirasumanttri, 1985 : 110). Ramlan (1980 : 5) memberikan
contoh untuk membedakan bidang garapan morfologi dan sintaksis dalam kalimat,
“Ia mengadakan perjalanan.” Jika kita membicarakan ia sebagai bentuk tunggal,
mengadakan dan perjalanan sebagai bentuk kompleks, termasuk garapan bidang morfologi,
tetapi jika pembicaraan mengenai ia sebagai subjek, mengadakan sebagai predikat
dengan kata perjalanan sebagai objek termasuk garapan sintaksis.
Dengan membaca uraian di atas, kita seolah-olah
dapat dengan mudah mengetahui batas yang tegas bidang garapan morfologi dengan
sintaksis. Sebenarnya tidaklah selalu demikian. Kita ambil contoh bentuk-bentuk
ketidakadilan, ketidakmampuan, dan ketidak tentraman. Pembicaraan kata-kata
tersebut sebagai bentuk kompleks yang terdiri atas bentuk ke-an dengan tidak
adil, tidak mampu, tidak tentram termasuk ke dalam bidang morfologi. Akan
tetapi pembicaraan mengenai hubungan antara tidak dengan adil, mampu, dan
tentram termasuk ke dalam bidang sintaksis. Pembicaraan tentang bentuk yang
salah satu unsurnya berupa afiks atau imbuhan termasuk dalam bidang morfologi,
sedangkan bentuk yang semua unsurnya berupa kata (bentuk yang seperti itu
sering disebut frase) termasuk ke dalam bidang sintaksis (Ramlan dalam Prawirasumantri,
1985 : 110). Contoh lain yang menunjukkan bahwa morfologi dan sintaksissulit
ditentukan batasnya yaitu pembicaraan tentang kata majemuk yang semua
unsurnyapokok kata atau kata seperti: tinggi hati, keras kepala, sapu tangan,
dan sejenisnya. Pembicaraan bentuk-bentuk seperti itu tampaknya seperti termasuk
kedalam sintaksis, tetapi karena bentuk-bentuk itu mempunyai sifat seperti
kata, maka pembicaraannya termasuk ke dalam bidang morfologi. Hal itu
disebabkan karena kata majemuk termasuk golongan kata.(makalah kelompok)
0 komentar:
Posting Komentar