PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perubahan-perubahan
bentuk kata menyebabkan adanya perubahan golongan dan arti kata. Golongan kata sepeda tidak sama dengan golongan kata bersepeda. Kata sepeda termasuk golongan kata nominal, sedangkan kata bersepeda termasuk kata verbal.
Perbedaan golongan dan arti kata-kata tersebut tidak lain disebabkan oleh
perubahan bentuk kata. Karena itu morfologi, disamping bidangnya yang utama
menyelidiki seluk-beluk bentuk kata, juga menyelidiki kemungkinan adanya
perubahan golongan dan arti kata yang timbul sebagai akibat perubahan bentuk
kata. Sehingga morfologi adalah ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk kata
serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu baik fungsi gramatik maupun
fungsi semantik.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud
dengan morfologi ?
2. Bagaimana
perbandingan morfologi dengan leksiologi?
3. Bagaimana
perbandingan morfologi dengan etimologi?
4.
Bagaimana perbandingan
morfologi dengan sintaksis?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan
dalam penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui tentang hubungan morfologi
dengan ilmu-ilmu lainnya serta penerapan dalam contoh-contohnya. Sehingga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita
semua.
PEMBAHASAN
2.1 PengertianMorfologi
Morfologi menurut
Wikipedia adalah cabang linguistik yang
mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai
satuan gramatikal. Morfologi
mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk
kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan
bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi
perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Kata Morfologi berasal dari kata morphologie.
Kata morphologie berasal dari bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan
logos. Morphe berarti bentuk dan logos berarti ilmu. Bunyi yang terdapat
diantara morphed dan logos
ialah bunyi yang biasa muncul diantara dua kata yang digabungkan. Jadi,
berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya itu, kata morfologi berarti ilmu
tentang bentuk.
Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari
dalam morfologi ialah bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna
(arti) yang muncul serta perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk
kata itu, juga menjadi objek pembicaraan dalam morfologi. Dengan kata lain,
secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat
terendah dan kata pada tingkat tertinggi.
Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu
yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh
perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata.Untuk memperjelas pengertian di atas, perhatikanlah contoh-contoh berikut
dari segi struktur atau unsur-unsur yang membentuknya,
a. makan – makanan – dimakan – termakan – makan-makan
– dimakankan – rumah makan
b. main – mainan – bermain- main-main – bermain-main-
permainan- memainkan
Contoh-contoh yang terpampang di atas, semuanya
disebut kata. Namun demikian, struktur kata-kata tersebut berbeda-beda. Kata
makan terdiri atas satu bentuk bermakna. Kata makanan, dimakan, dan termakan
masing-masing terdiri atas dua bentuk bermakna yaitu –an, di-, ter- dengan
makan. Kata makan-makan terdiri atas dua bentuk bermakna makan dan makan. Rumah
makan pun terdiri atas dua bentuk bermakan rumah dan makan. Kata main, sama
dengan kata makan terdiri atas satu bentuk bermakna, sedangkan kata mainan,
bermain, main-mainan, permainan, memainkan masing-masing terdiri atas dua buah
bentuk bermakna yakni –an, ber-, main, per-an, me-kan dengan main. Kata
bermain-main terdiri atas tiga bentuk bermakna ber-, main, dan main.
2.2 Perbandingan
Morfologi dengan Leksikologi
Kata kosong mempunyai berbagai makna dalam pemakaiannya,
antara lain : Selain itu, ada pula kata-kata mengosongkan ‘menjadikan kosong’,
pengosongan ‘perbuatan mengosongkan’, kekosongan ‘keadaan kosong’ atau
‘menderita sesuatu karena kosong’.
Morfologi dan Leksikologi sama-sama mempelajari kata,
ari kata, akan tetapi si antara keduanya terdapat perbedaan. Leksikologi
mempelajari arti yang lebih kurang tetap yang terkandung dalam kata atau yang
lazim disebut arti leksis atau makna leksikal, sedangkan morfologi mempelajari
arti yang timbul akibat peristiwa gramatis yang biasa disebut arti gramatis
atau makna gramatikal. Sebagai contoh kita bandingkan kata kosong dengan
mengosongkan. Kedua kata itu masing-masing mepunyai arti leksis atau makna
leksikal. Kosong antara lain artinya ada lima butir seperti yang tertera pada
contoh di atas, sedangkan mengosongkan makna atau artinya ‘menjadikan atau
membuat jadi kosong’. Mengenai arti leksis kedua kata.
2.3 Perbandingan
Morfologi dengan Etimologi
Dalam penyelidikan makna, morfologi berdekatan dengan
leksikologi, sedangka dalam penyelidikan bentuk, morfologi berdekatan dengan
etimologi, yakni ilmu yang menyelidiki seluk-beluk asal-usul kata secara khusus
(Ramlan 1978 dalam Prawirasumantri, 1985 : 109). Walau morfologi dan etimologi
mempelajari masalah yang sama yakni perubahan bentuk, namun ada perbedaannya.
Morfologi mempelajari perubahan kata yang disebabkan atau yang terjadi akibat
sistem bahasa secara umum. Sebagai contoh, dari kata pakai terbentuk kata-kata
tersebut dibicarakan dalam leksikologi, sedangkan dalam morfologi dibicarakan
makna atau arti yang timbul akibat melekatnya imbuhan atau afiks meN-kan. baru
pakaian, memakai, dipakai, terpakai, berpakaian. Perubahan-perubahan itu
disebabkan oleh sistem bahasa yaitu sistem afiksasi atau pembubuhan afiks.
Gejala itulah yang dipelajari oleh morfologi. Namun perhatikanlah contoh-contoh
berikut: kenan di samping berkenan; ia di samping dia, yang, dan –nya dan tuan
di samping tuhan. Perubahan-perubahan tersebut bukan bersifat umum atau bukan
akibat sistem bahasa Indonesia. Perubahan tersebut hanya terjadi untuk
kata-kata tersebut, tidak berlaku untuk kata-kata lain. Perubahan-perubahan itu
bukan dipelajari oleh morfologi atau ilmu asal-usul kata.
2.4 Perbandingan
Morfologi dengan Sintaksis
Satu lagi cabang ilmu bahasa yang berdekatan dengan
morfologi yaitu sintaksis. Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani sun
“dengan” dan tattien “menempatkan”. Dengan jelas, menempatkan bersama-sama
kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat dan kelompok-kelompok kata menjadi
kalimat (Verhaar, 1985 : 70). Bidang sintaksis menyelidiki semua hubungan
antarkata dan antarkelompok kata dalam kalimat. Di lain pihak, morfologi
mempelajari seluk-beluk kata itu sendiri secara mandiri tanpa memperhatikan
hubungannya dalam kalimat. Tegasnya dapat dikatakan bahwa unsur yang paling
kecil yang dipelajari oleh morfologi ialah morfem dan yang paling besar ialah
kata, sedangkan sintaksis mempelajari unsur yang paling kecil ialah kata dan
yang terbesar kalimat (Prawirasumanttri, 1985 : 110). Ramlan (1980 : 5)
memberikan contoh untuk membedakan bidang garapan morfologi dan sintaksis dalam
kalimat, “Ia mengadakan perjalanan.” Jika kita membicarakan ia sebagai bentuk
tunggal, mengadakan dan perjalanan sebagai bentuk kompleks, termasuk garapan
bidang morfologi, tetapi jika pembicaraan mengenai ia sebagai subjek,
mengadakan sebagai predikat dengan kata perjalanan sebagai objek termasuk
garapan sintaksis.
Dengan membaca uraian di atas, kita seolah-olah dapat
dengan mudah mengetahui batas yang tegas bidang garapan morfologi dengan
sintaksis. Sebenarnya tidaklah selalu demikian. Kita ambil contoh bentuk-bentuk
ketidakadilan, ketidakmampuan, dan ketidak tentraman. Pembicaraan kata-kata
tersebut sebagai bentuk kompleks yang terdiri atas bentuk ke-an dengan tidak
adil, tidak mampu, tidak tentram termasuk ke dalam bidang morfologi. Akan
tetapi pembicaraan mengenai hubungan antara tidak dengan adil, mampu, dan
tentram termasuk ke dalam bidang sintaksis. Pembicaraan tentang bentuk yang
salah satu unsurnya berupa afiks atau imbuhan termasuk dalam bidang morfologi,
sedangkan bentuk yang semua unsurnya berupa kata (bentuk yang seperti itu
sering disebut frase) termasuk ke dalam bidang sintaksis (Ramlan dalam Prawirasumantri,
1985 : 110). Contoh lain yang menunjukkan bahwa morfologi dan sintaksissulit
ditentukan batasnya yaitu pembicaraan tentang kata majemuk yang semua
unsurnyapokok kata atau kata seperti: tinggi hati, keras kepala, sapu tangan,
dan sejenisnya. Pembicaraan bentuk-bentuk seperti itu tampaknya seperti termasuk
kedalam sintaksis, tetapi karena bentuk-bentuk itu mempunyai sifat seperti
kata, maka pembicaraannya termasuk ke dalam bidang morfologi. Hal itu
disebabkan karena kata majemuk termasuk golongan kata.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian
yang telah dijelaskan dalam bab pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
morfologi merupakan bagian dari linguistik, yang membahas tentang
perubahan-perubahan kata secara gramatikal. Materi yang dibahas dalam morfologi
diantanya tentang perubahan bentuk dalam kata dan proses terbentuknya .
Terdapat hubungan antara morfologi dengan ilmu-ilmu tata bahasa lainnya seperti
leksikologi, etimologi dan sintaksis. Diantara ilmu-ilmu tata bahasa tersebut
terdapat persamaan dan perbedaan juga karakteristik masing-masing.
DAFTAR
PUSTAKA
3.
Ramlan, M. 1983. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif.
Yogyakarta: CV. Karyono
0 komentar:
Posting Komentar