Sabtu, 09 Januari 2016

Satuan-Satuan Gramatik

- 0 komentar
Satuan gramatik atau satuan itu mungkin berupa morfem, misalnya ber-, ke, ke-an, -wan, maha-, jala, akan, rumah, sedang, baca, baru. Mungkin berupa kata misalnya rumah, membawa, kelupaan, diketahui, lempar lembing, mereka, dari. Mungkin berupa frase misalnya, akan datang, ke rumah teman, akan minum, sudah sehat, sehat sekali, usaha yang baik.  Mungkin berupa klausa misalnya, ia sedang berkujung ke rumah teman, usaha itu sangat baik, orang tuanya sudah sehat. Mungkin berupa kalimat, misalnya Ia sedang berku jung ke rumah teman. Usaha itu sangat baik. Orang tuanya sudah sehat., dan mungkin juga berupa wacana.
Satuan gramatik dapat berupa :
wacana
kalimat
klausa
frase
kata
morfem 

Bentuk Tunggal dan Bentuk Kompleks

Jika satuan sepeda dibandingkan dengan bersepeda, bersepeda keluar kota, ia membeli sepdeda baru, ternyata ada perbedaannya. Perbedaannya adalah bahwa satuan sepeda tidak mempunyai satuan yang lebih kecil lagi, berbeda dengan bersepeda, yang sebenarnya terdiri dari satuan ber- dan sepeda, bersepeda keluar kota, yang terdiri dari satuan ber-, sepeda, ke, luar, dan kota, dan berbeda pula dengan satuan ia membeli sepeda baru, yang terdiri dari ia, meN,-, beli, sepeda, dan baru.  Satuan gramatik yang terdiri dari satuan yang lebih kecil lagi itu disini disebut bentuk tunggal, sedangkan satuan yang terdiri satuan-satuan yang lebih kecil lagi, disini disebut bentuk kompleks. Satuan-satuan ber-, sepeda, ke, luar, kota, ia, meN, beli, dan baru, masing-masing merupakan bentuk tunggal, sedangkan satuan-satuan bersepeda, bersepeda keluar kota, ia memeli sepeda baru, merupakan bentuk kompleks.


Satuan Gramatik Bebas dan Satuan Gramatik Terikat.



Dalam tuturan biasa, diantara satuan-satuan gramatik ada yang dapat berdiri sendiri dan ada yang tidak dapat berdiri sendiri, melainkan selalu terikat pada satuan lain. Satuan rumah misalnya, termasuk satuan yang dalam tuturan  yang biasa dapat berdiri sendiri, misalnya sebagai jawaban pertanyaan Engkau melihat apa ?: Engkau menggambar apa ? Akan membeli apa ?dan sebagainya. Demikian juga satuan-satuan gunung, tanah, pakaian, bendera, kami, mereka, harimau, kerbau, dan lan-lainnya., semuanya termasuk satuan yang dapat berdiri sendiri dalam tuturan yang biasa.
Jika satuan rumah  dibandingan dengan satuan ber,ternyata bahwa satuan yang terakhir ini tidak dapat  berdiri sendiri dalam tuturan yang biasa,melainkan selalu terikat pada satuan lain, misalnya terikat pada jalan menjadi berjalan, terikat pada kata menjadi berkata, terikat pada rumah menjadi berumah , dan lain sebagainya. Semua satuan gramatik yang dapat berdiri sendiri dalam turunan yang biasa. Disini disebut satuan gramatik bebas seperti halnya satuan-satuan yang dalam turunan biasa dapat berdiri sendiri. Satuan-satuan yang dimaksud ialah dari, kepada, sebagai, tentang, karena, meskipun, lah, dan masih banyak lagi.  Sifat bebas dari dan lah misalnya, dapat dilihat dari jajaran-jajaran sebagai berikut :
dari toko
dari suatu toko
dari dua buah toko
dari hampir semua toko
berjalanlah
berjalan cepatlah
berjalan ke utaralah
berjalan ke utara sajalah

Satuan dari kelihatannya terikat pada satuan toko, tetapi dengan adanya frase dari suatu toko, dari dua buah toko, dan dari hampir semua toko. Jelaslah satuan dari secara gramatik dapat dipisahkan dari toko. Demikian pula satuan lah pada berjalanlah. Satuan ini kelihatannya terikat pada berjalan, tetapi dengan adanya frase berjalan cepatlah, berjalan ke utaralah, berjalan ke utara sajalah, jelas bahwa lah secara gramatik tidak terikat pada berjalan

Morfem, Morf dan Alomorf


Morfem adalah satuan gramatik terkecil dari kata. Wujud morfem dapat berupa imbuhan, klitika, partikel dan kata dasar (misalnya –an, -lah, -kah, bawa). Sebagai kesatuan pembeda makna, semua contoh wujud morfem tersebut merupakan bentuk terkecil dalam arti tidak dapat lagi dibagi menjadi kesatuan bentuk yang lebih kecil.

Untuk membuktikan morfem sebagai pembeda makna dapat kita lakukan dengan menghubungkan morfem itu dengan kata mempunyai makna/arti leksikal. Jika penghubungan itu menghasilkan makna baru, berarti unsur yang digabungkan dengan kata dasar itu adalah morfem.
Contoh : morfem –an, -di, me-, ter, -lah jika digabungkan dengan kata makan, dapat membentuk kata-kata baru; makaan, dimakan, memakan, termakan, makanlah, kata-kata itu mempunyai makna baru dan berbeda dengan kata makan.
 Morf adalah beberapa struktur fonologik pada satu morfem. Contoh: morfem meN- memiliki struktur fonologik mem-, meny-, meng-, menge-, dan me-. Bentuk-bentuk ini masing-masing disebut morf. Alomorf adalah anggota satu morfem yang wujudnya berbeda, tetapi mempunyai fungsi dan makna yang sama. Agar terlihat lebih jelas, alomorf dapat dilihat pada deretan bentuk bahasa berikut:
(1)          melihat
(2)          merasa
(3)          membawa
(4)          membantu
(5)          mendengar
(6)          menduda
(7)          menyanyi
(8)          menyikat
(9)          menggali
(10)      menggoda
(11)      mengelas
(12)      mengetik
Dari deretan bentuk di atas, terlihat bentuk yang hampir sama, bukan hanya itu, makna dari deretan bentuk tersebut juga sama. Bentuk-bentuk tersebut adalah me- pada melihat dan merasa, mem- pada membawa dan membantu, men- pada mendengar dan menduda, meny- pada menyanyi dan menyikat, meng- pada menggali dan menggoda, dan menge- pada mengelas dan mengetik. Bentuk me-, mem-, men-, meny-, meng-, dan menge- merupakan sebuah morfem yang sama.
Bentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang sama seperti diuraikan di atas disebut alomorf. Dengan kata lain alomorf adalah perwujudan konkret (di dalam pertuturan) dari sebuah morfem. Jadi, setiap morfem memiliki alomorf, entah satu alomorf, dua alomorf atau enam alomorf seperti dijelaskan di atas.

Deretan Morfologik
Deretan morfologik ialah suatu deretan atau suatu daftar yang memuat kata-kata yang berhubungan dalam bentuk dan artinya. Misalnya kita dapati kata kejauhan, terdapat menjauhkan, dijauhkan, terjauh, berjauhan, menjauhi, dijauhi, jadi deretan morfologiknya sebagai berikut:
Kejauhan
Menjauhkan
Dijauhkan
Terjauh
Berjauhan
Menjauhi
                                                                      Dijauhi        
                                                                        jauh
Dari perbandingan kata-kata yang terdapat dalam deretan morfologik di atas dapat disimpulkan adanya morfem jauh sebagai unsur yang terdapat pada tiap-tiap anggota deretan morfologik, hingga dapat dipastikan bahwa jkata kejauhan terdiri dari morfem jauh dan morfem ke-an, menjauhkan terdiri dari morfem meN-, jauh, dan _kan, daijauhkan terdiri terdiri dari morfem-morfem di_, jauh, dan kan, dan sebagainya.

Deretan morfologik amat berguna dalam penentuan morfem-morfem. Banyak kata yang kelihatannya terdiri dari dua morfem atau lebih, tetapi setelah diteliti benar-benar pada hakekatnya secara deskriptif hanya terdiri dari satu morfm saja. Misalnya segala, terlentang, perangai, pengaruh, selamat, petua, jawaban, perempuan, pura-pura, alun-alun, seperti, kelola, jembatan, dan masih banyak lagi.



Pengenalan Morfem
Morfem adalah bentuk linguistik yang tidak dapat dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang mengandung arti. Untuk lebih mudah mengenali morfem, ada beberapa prinsip yang bersifat saling melengkapi dalam memudahkan pengenalan morfem :
Prinsip 1
Satuan yang memiliki struktur fonologik dan arti atau maknanya sama merupakan satu morfem. Dalam satuan baca dalam membaca, dibaca, terbaca, membacakan, pembaca, pembacaan dan bacaan merupakan satu morfem yaitu baca.

Prinsip 2
Bentuk yang walaupun struktur fonologinya berbeda, tetapi merupakan satu morfem apabila mempunyai arti yang sama dan perbedaan struktur fonologinya dapat dijelskan secara fonologik. Dalam kata membawa, mendukung, menyuruh, menggali, mengebom dan melerai, dan perbedaan struktur fonologik mem-, men-, meny-, meng-, menge-, me-.

Prinsip 3
Satuan yang mempunyai struktur fonologik yang berbeda, sekalipun perbedaannya tidak dapat dijelaskan secara fonologik tetapi masih dianggap satu morfem apabila mempunyai arti yang sama dan punya distribusi komplementer. Misalnya dalam satuan ber- pada berjalan, be- pada bekerja, masih dapat dijelaskan bahwa itu merupakan satu morfem, tetapi berbeda dengan bel- yang hanya terdapat dalam belajar.

Prinsip 4
Apabila dalam suatu deretan struktur berparalel dengan suatu kekosongan maka kekosongan tersebut adalah morfem zero. Artinya jika suatu kalimat, predikat tidak menggunakan awalan meN maka kalimat tersebut adalah morfem zero. Misalnya dalam kalimat :
a.       Ayah membaca koran.
b.      Ayah meminum kopi.
c.       Ayah menulis surat.
d.      Ayah menyobek kertas.
e.       Ayah duduk bersila.
f.        Ayah makan buah.
Dapat dijelaskan bahwa pada kalimat (a, b, c) predikat menggunakan awalan meN (mem-, me-, men-) tetapi pada kalimat (d, e, f) predikat tidak menggunakan awalan meN sehingga pada kata dalam ketiga kalimat tersebut merupakan suatu morfem zero.

Prinsip 5
Satuan yang mempunyai struktur fonologik yang sama mungkin merupakan satu morfem, mungkin juga morfem yang berbeda. apabila ada satuan yang mempunyai struktur fonoligiknya sama itu berbeda arti merupakan satu morfem. Misalnya dalam kata “sedang” pada kalimat ‘Nilainya sedang saja’ dengan ‘Husna sedang pergi’.

Prinsip 6
Setiap satuan yang dipisahkan merupakan morfem. Misalnya dalam kata mendudukkan ada tigga morfem yaitu meN, duduk dan kan, dalam kata didudukkan ada tiga morfem yaitu di, duduk dan kan.


Hirarki Bahasa
Dicari kemungkinan adanya satuan yang satu tingkat lebih kecil daripada satuan yang diselidiki. Contoh berperikemanusiaan satuan yang satu tingkat lebih kecil ialah perikemanusiaan. Jadi terdiri dari ber- dan perikemanusiaan. Selanjutnya satuan yang satu tingkat lebih kecil, yaitu kemanusiaan, terdiri dari ke-an dan manusia.  Faktor arti atau makna. Contoh: kata pembacaan, jika dari satuan pembaca dan satuan -an tidak mungkin, karena makna pembaca adalah orang yang melakukan. Sedangkan makna dari pembacaan adalah suatu abstraksi dari pembuatan membaca. Jadi pembacaan terbentuk dari peN-an dan baca.
Dicari kemungkinan adanya satuan yang satu tingkat lebih kecil daripada satuan yang diselidiki. Contoh berperikemanusiaan satuan yang satu tingkat lebih kecil ialah perikemanusiaan. Jadi terdiri dari ber- dan perikemanusiaan. Selanjutnya satuan yang satu tingkat lebih kecil, yaitu kemanusiaan, terdiri dari ke-an dan manusia
Faktor arti atau makna. Contoh: kata pembacaan, jika dari satuan pembaca dan satuan -an tidak mungkin, karena makna pembaca adalah orang yang melakukan. Sedangkan makna dari pembacaan adalah suatu abstraksi dari pembuatan membaca. Jadi pembacaan terbentuk dari peN-an dan baca.

Bentuk Asal dan Bentuk Dasar

Bentuk asal adalah satuan paling kecil yang menjadi asal sesuatu yang kompleks. Satu contoh pada kata berpakaian terbentuk dari bentuk asal pakai mendapat bubuhan afiks ber – menjadi berpakaian .
Pada betuk dasar merupakan satuan,baik tunggal maupun kompleks,yang menjadi dasar bentukan bagi satuan yang lebih besar. Misalnya pada kata berpakaian yang terbentuk dari bentuk dasar pakaian dengan afiks ber.
Intinya bentuk asal selalu berupa bentuk tunggal, berbeda dengan bentuk dasar, mungkin berupa bentuk tunggal, misalnya pakai dalam pakaian, sudah dalam kesudahan, rumah dalam perumahan, pergi dalam bepergian, kata dalam berkata, dan mungkin pula berupa bentuk kompleks, misalnya pakaian dalam berpakaian, kesudahan dalam berkesudahan, pemimpin dalam berpemimpin dan kepemimpinan, berangkat dalam keberangkatn, alasan dalam beralasan, berhasil dalam keberhasilan, mengerti dalam dimengrti, tidak mampu dalam ketidakmampuan, sandaran dalam bersandaran, sinambung dalam kesinambungan.  

Sumber : 
 M. Ramelan. 1988. Morfologi Bahasa Indonesia. Yogyakarta : Anugerah.
 

 
[Continue reading...]
 
Copyright © . CATATANKU - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger